Al- Qur’an adalah kitab induk,
rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala
sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya
adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu
perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang
mengatur berbagai asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah
(Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu
akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.
Al-Qur’an
yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu
pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah menurunkan
ayat yang pertama kali Q.S Al-‘alaq 96/1-5, yang berbunyi :
Artinya : “1.Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat tersebut di atas mengandung perintah membaca,
membaca berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari firman
dan ciptaannya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah
manusia akan mampu menmukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan. Bahkan
perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammada SAW. dan
umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain adalah mengembangkan sains dan
ilmu pengetahuan serta bagaimana cara mendapatkannya. tentunya ilmu pengetahuan
diperoleh di awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu
pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu
lahir tidak mengethui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses
belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra
pendengaran dan penglihatan[3] demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia
dan akhirat.
SAINS DAN ILMU PENGETAHUAN
Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam,
betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu
memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan
shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya
waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu
astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah “ sains mengenai
waktu-waktu tertentu”. Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait
erat dengan sains dan teknologi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, bedakwah
menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah
telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an,
manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada,
antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman: 55/33.
Artinya : “Hai jama''ah jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (Q.S Ar-Rahman: 55/33). “
Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknelogi, dan hal ini telah terbukti di era mederen sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menmbus angksa luar bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknelogi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, pelanet Mars, Juipeter dan pelanet-pelanet lainnya.
Di dalam Al Qur’an pun ada isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga memerlukan kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya. Sebagai contoh ayat Al Qur’an yang berisi isyarat ilmu pengetahuan adalah ayat-ayat berikut:
Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknelogi, dan hal ini telah terbukti di era mederen sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menmbus angksa luar bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknelogi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, pelanet Mars, Juipeter dan pelanet-pelanet lainnya.
Di dalam Al Qur’an pun ada isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga memerlukan kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya. Sebagai contoh ayat Al Qur’an yang berisi isyarat ilmu pengetahuan adalah ayat-ayat berikut:
A. Surat Yunus ayat 101
Artinya : “Katakanlah:
“Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman. ” (QS Yunus : 101)
2.
Isi kandungan
Dalam ayat ini
Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh kaumnya untuk
memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang
ada di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban
langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan
pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi
yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang
beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang
bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada
manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir,
lembah yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan
yang semuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi
orang-orang yang berfikir dan yakin kepada penciptanya.
Akan tetapi
mereka yang tidak percaya adanya pencipta alam ini, membuat semua tanda-tanda
keesaan dan kekuasaan Allah di alam ini tidak akan bermanfaat baginya.
B.
Surat Al Baqarah Ayat 164
Artinya :
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
(QS Al Baqarah : 164)
Isi kandungan
Dialah yang
menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan manusia. Sudah
seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah yang maha suci
itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan
keesaan Nya, akan bertmabha luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam
ciptaan Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana
yang dikehendaki oleh Allah yang maha mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan
dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu :
- Bumi yang dihuni manusia dan apa yang tersimpan didalamnya tidak akan pernah habis baik didarat maupun dilaut
- Langit dengan planet dan bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu
- Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjanng dan pendeknya pada beberapa negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang amat besar bagi manusia
- Bahtera berlayar dilautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang lain dan untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian
- Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula melangsungkan hidupnya
- Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmatnya bagi manusia
- Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya, semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah
Ayat-ayat Al-quran yang mengandung
isyarat ilmiyah dan ilmu pengetahuan yang lain, misalnya seperti :
Ø
Dalam ilmu biologi tentang
pengaruh angin bagi pembuahan tumbuh-tumbuhan.
Q.S.
Al-hijr ayat 22
Artinya
:” Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)
dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu,
dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”
Pada
ayat ini menjelaskan sebagian nikmat yang ada di dalam perbendaharaan Nya,
yaitu Dia telah menghembuskan angin untuk menyuburkan, mengembangkan dan
mengawinkan tumbuh-tumbuhan. Tumbuh, berkembang dan kawinnya tumbuh-tumbuhan
dengan perantaraan angin itu, ialah:
1. Allah SWT menghembuskan angin yang membawa awan yang mengandung hujan. Semakin lama angin yang dihembuskan itu, menjadi semakin berat dan semakin hitam, hingga berubah menjadi mendung hitam pekat. Kemudian turunlah dari mendung itu hujan yang membasahi permukaan bumi, maka suburlah tanah yang semula kering, tumbuh dan berkembanglah tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman, kemudian berbunga, berputik dan berbuah. Sebagian buahnya hanya dapat dimanfaatkan dan manusia dan binatang, sedang sebagian yang lain tumbuh dan berkembang lagi untuk melanjutkan keturunan dan untuk mempertahankan jenisnya dari kepunahan. Sebagian tumbuh-tumbuhan ada yang berkembang dengan menanam bagian batangnya. Dengan siraman air hujan, maka batang yang ditanam ini akan tumbuh dan berkembang.
1. Allah SWT menghembuskan angin yang membawa awan yang mengandung hujan. Semakin lama angin yang dihembuskan itu, menjadi semakin berat dan semakin hitam, hingga berubah menjadi mendung hitam pekat. Kemudian turunlah dari mendung itu hujan yang membasahi permukaan bumi, maka suburlah tanah yang semula kering, tumbuh dan berkembanglah tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman, kemudian berbunga, berputik dan berbuah. Sebagian buahnya hanya dapat dimanfaatkan dan manusia dan binatang, sedang sebagian yang lain tumbuh dan berkembang lagi untuk melanjutkan keturunan dan untuk mempertahankan jenisnya dari kepunahan. Sebagian tumbuh-tumbuhan ada yang berkembang dengan menanam bagian batangnya. Dengan siraman air hujan, maka batang yang ditanam ini akan tumbuh dan berkembang.
Ø
Dalam ilmu biologi tentang penciptaan &
pemeliharaan janin dalam rahim
Q.S
Al-Mukminun ayat 12-14
Artinya: “12.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al Mukminun : 12-14)
Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 ini Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya
terbagi menjadi 3 fase yaitu:
- Fase air mani
- Fase segumpal darah
- Fase segumpal daging
Ø Tentang
ilmu Geologi
Q.S An-naml ayat 88
Artinya : ““Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu
sangka dia tetap ditempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan.”
(QS. An-Naml, 27: 88) “
Kajian
Islam
Pergerakan Gunung
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah
diam sebagaimana kelihatannya, tetapi mereka terus-menerus bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi
tempat mereka berada. Kerak bumi ini seakan terbawa hanyut di atas lapisan
mantel yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam
sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa
benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun
kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka
bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada
tahun 1980, lima
puluh tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu,
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi adalah satu kesatuan yang
dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua yang
setiap bagiannya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika,
Australia, Antartika dan India. Benua
raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia,
kecuali India.
Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi
daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah
bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter
per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara
wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi
yang dilakukan di awal abad ke-20. Para
ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar mantel, dengan ketebalan
sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat
enam lempengan utama dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut
lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada per-mukaan bumi,
membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan
berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut
terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara
perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantik menjadi sedikit lebih
lebar.
Ada
hal yang sangat penting yang perlu dikemukakan di sini. Dalam ayat tersebut di
muka, Allah telah menyebutkan gerakan gunung sebagai-mana jalannya awan yang bergeser.
(Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “geseran
benua” untuk gerakan ini.)
Tidak diragukan lagi, ini merupakan salah satu kejaiban Al Quran
bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh ilmuwan, telah dinyatakan
dalam Al Quran.
Ø
Dalam ilmu Fisika dan kimia tentang pembentukan
Langit dalam al-qur’an
Q.S
Al-baqarah ayat 29
Artinya
: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Ø Dalam
ilmu fisika tentang gaya
tarik menarik
Q.S Ar-rad ayat 2
Artinya : “Allah-lah Yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu
yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”