1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
Dalam kehidupan masyarakat desa saya, kata teknologi tak asing lagi. Mulai dari peralatan pertanian sampai perlengkapan sehari-hari pun banyak menggunakan kecanggihan teknologi. Hal ini dikarenakan mudahnya akses menuju kota, sehingga masyarakat desa mudah mengukuti perkembangan teknologi kota. Dari segi berpakaian anak muda desa tak jauh berbeda dengan anak kota, mereka juga mengikuti mode tren masa kini. Perlengkapan hidup masyarakat juga banyak mengadopsi teknologi, misalnya motor, laptop, hp sudah tidak asing lagi.
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
Pada umumnya, mata pencaharian masyarakat saya adalah bertani dan beternak. Lahan yang digarap di desa berupa lahan tegalan dan sawah. Jenis tanaman yang ditanam adalah padi dan ada juga jenis tanaman palawija ( jagung, cabai, semangka, dll). Hewan yang biasa diternak oleh masyarakat adalah sapi, kambing, dan ayam.
Banyak juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai, usaha jasa, industri rumah tangga, dll. Tetapi yang paling dominan adalah bertani padi.
3. Sistem kemasyarakatan
Secara Administratif, desa Banjarsari dikepalai oleh seorang Lurah. Seorang Lurah didampingi oleh Carik, Hansip, dll yang biasanya disebut Pamong Desa. Pamong Desa ini mempunyai tugas yaitu tugas kesejahteraan desa dan tugas kepolisian untuk keamanan dan ketertiban desa. Sedangkan seorang Lurah berkewajiban mengurus rumah tangga desa, mengurus pekerjaan umum, serta mengurus harta benda desa. Ikatan kekerabatan luas atau keluarga besar masih kuat di desa.
Masyarakat Bengkak mempunyai tradisi tolong menolong apabila ada peristiwa-peristiwa penting dalam salah satu keluarga ataupun umum. Misalnya, ada upacara-upacara dalam perayaan yang berkaitan dengan pernikahan, kematian, tujuh bulanan, maulid nabi, dll. Mereka (umumya wanita/ ibu-ibu rumah tangga sekitar/ tetangga) akan berkumpul (pada tempat upacara/selamatan) tanpa diminta,walaupun tidak terkait ikatan keluarga antara si empunya acara dan mereka. Adakalanya mereka menyumbangkan sesuatu untuk upacara yang dimaksud seperti sumbangan kue, beras, gula, dll.
4. Bahasa
Masyarakat desa menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, Dialek yang digunakan masyarakat di desa adalah bahasa jawa timuran seperti halnya bahasa Jawa di daerah Surabaya yaitu bahasa jawa kasar. Dalam khutbah atau acara adat menggunakan bahasa jawa kromo yaitu bahasa jawa halus.
Adapun bahasa Indonesia yang notabene merupakan bahasa persatuan Indonesia kebanyakan dipakai pada hari-hari tertentu yang sifatnya lebih universal.
5. Kesenian
Dalam sistem kesenian ini, masyarakat madiun sama dengan daerah jawa timur lain. Yaitu masih kental dengan budaya jawa seperti seni tari, seni tembang jawa dll.
6. Sistem pengetahuan
Terdapat juga berbagai macam lembaga pendidikan yang terdapat didesa, baik formal maupun nonformal, diantaranya:
- taman kanak-kanak/ raudhatul Adfal, PAUD
- Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
- Madrasah Tsanawiyah
- Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
- Madrasah Diniyah
- dll
Sedangkan masyarakat pada umumnya hanya sekolah sampai dengan lulus SMA, setelah itu merantau mencari pekerjaan di kota. Namun masyarakat desa tegolong lebih maju dari pada desa lain.
7. Sistem kepercayaan
Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat desa. Hal tersebut tampak nyata pada bangunan-bangunan tempat beribadah bagi orang-orang islam. Disamping agama islam, terdapat juga agama lain yang dianut masyarakat, yaitu, agama Kristen dan agama Hindu. Namun demikian presentase masyarakat penganut agama selain Islam bisa dibilang sangat sedikit, kurang lebih 4-3%. Bangunan-bangunan tempat beribadahnya pun (kuil, gereja, dll) tidak ditemukan didesa.
Masyarakat mengaitkan upacara-upacara keagamaan dengan “selamatan” yang antara lain sebagai berikut:
a. selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang, seperti :
1. tujuh bulan kelahiran
2. kelahiran
3. khitanan
4. upacara perkawinan
5. upacara kekah (aqiqah)
6. upacara khatam alquran
7. upacara kematian, serta upacara berkala(tahlilan) setelah kematian.
b. selamatan yang bertalian dengan kehidupan desa, seperti:
1. bersih desa
2. penggarapan tanah pertanian
3. masa tanam & masa panen
4. selamatan untuk memperingati hari hari serta bulan-bulan besar islam, seperti :
- Maulid nabi Muhammad SAW (Mulutan)
- Isra’ Mi’raj
- Idul fitri & Idul Adha
- Bulan Sya’ban (Sya’banan)
c. selamatan pada saat yang tidak menentu berkenaan dengan kejadian-kejadian, seperti :
1. menempati rumah baru
2. menolak bahaya
3. mempunyai kendaraan baru
4. dll.
Oleh karena mayoritas masyarakat yang menganut agama islam, maka upacara-upacara keagamaan selain islam hampir tidak pernah dilaksanakan didesa.
Dan juga masih terdapat surau-surau/mushalla-mushalla yang digunakan sebagai sekolah agama dalam bentuk dan kegiatan yang sama dengan pesantren. Pelajaran agama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan oleh seorang kiyai atau seorang ustadz.
Tags: